
syecher mania
Rabu, 11 Juni 2014
pengalaman menghilangkan domponen atau herpes di mulut

apakah anda sedang terkena penyakit domponen atau herpes?? mungkin di bagian bibir mulut, di ketiak, di kaki ataupun dimana saja, anda jangan panik, saya punya pengalaman punya sakit domponen di mulut dan rasanya gak enak buanget, akirnya saya googling aja dan nemu informasi tentang salep ini.
akirnya saya pakai secara teratur pada malam hari tepatnya saat akan mau tidur, dengan cara mengoleskannya tipis di bagian yang sakit dan saya pakai sampai kurang lebih seminggu. dan hsilnya alhamdulillah dompo saya di mulut kini telah sembuh.
untuk mendapatkan salep ini sangat mudah, yaitu tersedia di apotek2 terdekat dengan harga yang murah pula, yaitu kurang dari 10.000 rupiah saja. Dan jangan lupa berdo'a dulu ya saat mau menggunakan, agar diberi kesembuhan oleh ALLOH SWT. OK thank's dan semoga bermanfaat.
CARA KERJA OBAT
Acyclovir adalah nukleosida purin asiklik yang secara in vitro mempunyai aktivitas menghambat virus herpes simplex (HSV) tipe I dan HSV tipe II, Varicella Zoster, Epstein-Barr, dan Cytomegalovirus. Acyclovir diaktivasi oleh thymidine kinase virus herpes sehingga mengalami fosforilasi membentuk acyclovir trifosfat yang merupakan acyclovir bentuk aktif. acyclovir trifosfat akan mengganggu virus herpes simplex DNA polymerase dan menghambat replikasi DNA virus dan menghambat DNA polymerase selular.
Acyclovir adalah nukleosida purin asiklik yang secara in vitro mempunyai aktivitas menghambat virus herpes simplex (HSV) tipe I dan HSV tipe II, Varicella Zoster, Epstein-Barr, dan Cytomegalovirus. Acyclovir diaktivasi oleh thymidine kinase virus herpes sehingga mengalami fosforilasi membentuk acyclovir trifosfat yang merupakan acyclovir bentuk aktif. acyclovir trifosfat akan mengganggu virus herpes simplex DNA polymerase dan menghambat replikasi DNA virus dan menghambat DNA polymerase selular.
INDIKASI
Pengobatan infeksi virus herpes simplex pada kulit dan selaput lendir, ' termasuk herpes genitalis yang inisial dan rekuren.
Pengobatan infeksi virus herpes simplex pada kulit dan selaput lendir, ' termasuk herpes genitalis yang inisial dan rekuren.
pengalaman menghilangkan segala penyakit kulit murah
anda berjerawat? atau terkena penyakit panu, kutu air, kadas, kurap maupun penyakit kulit lainnya, jangan panik karena sekarang sudah ada salep yang harganya murah meriah dan mudah di dapat di mana mana. dan pastinya innsyaalloh manjur.
langsung saja, ini adalah salep sriti yang harganya hanya kurang dari Rp10.000 saja. kegunaan salep ini sangat banyak sekali yaitu dapat menyembuhkan berbagai penyakit atau iritasi kulit bila digunakan secara teratur. Anda bisa mendapatkannya secara mudah di warung warung atau apotik terdekat di sekitar anda.
Untuk penggunaannya sesuai pengalaman saya yaitu, saat mau tidur malam dan sebelumnya sudah cuci muka dulu, di oleskan secara tipis dan merata ke kulit yang terkena penyakit atau iritasi. gunakan secara teratur agar menemukan hasil yang memuaskan. dan yang paling penting adalah berdo'a kepada ALLOH SWT agar diberi kesembuhan. ok thank s udah mau baca,, semoga bermanfaat dan apabila sakit beerlanjut hubungi dokter.
Senin, 02 Juni 2014
perawatan burung kenari

PERAWATAN HARIAN BURUNG KENARI
Perawatan harian untuk burung kenari relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.
Berikut ini pola perawatan harian dan setelan harian untuk burung kenari:
1. Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras.
2. Jam 07.30 burung dimandikan, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung
3. Bersihkan kandang harian, berikan makan dan minum yg baru.
4. Berikan sayuran segar dan buah kesukaan kenari.
5. Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-10.00.
6. Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
7. Siang hari sampai sore jam 10.00-15.00, burung dapat dimaster dengan burung lain.
8. Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali.
9. Jam 18.00 burung kembali dapat dimaster suara burung lainnya selama masa istirahat sampai pagi hari
Nasib Umar bin Khattab Dalam Kuburnya
Nasib Umar bin Khattab Dalam Kuburnya
Setelah Sayyidina Umar bin
Khattab wafat, para sahabat berjumpa khalifah kedua ini melalui mimpi. Mereka
pun bertanya, ”Bagaimana Allah memperlakukanmu?”
Dalam al-Aqthaf ad-Daniyyah
dikisahkan Umar menjawab bahwa Allah telah mengampuni kekeliruan-kekeliruannya
dan membebaskan siksa dari dirinya. Para sahabat menyahut dengan pertanyaan
susulan. ”Apa penyebabnya? Apakah karena kedermawanan, keadilan, atau
kezuhudanmu?”
Umar menimbalinya dengan
mengisahkan peristiwa di alam kubur. Sejenak usai ia dimakamkan, dua malaikat
menghampirinya. Umar dalam perasaan takut luar biasa. Nalarnya hilang. Sebelum
malaikat bertanya, tiba-tiba suara tanpa rupa terdengar.
”Tinggalkan hamba-Ku itu.
Jangan bertanya apapun kepadanya (Umar). Jangan dibuat takut. Aku mengasihi dan
membebaskan siksa darinya. Tatkala di dunia, ia pernah berbelaskasihan kepada
seekor burung emprit.”
Benar. Kisah burung emprit
bermula ketika Umar tengah berjalan menuju alun-alun kota dan berjumpa anak
kecil. Hati Umar sedih. Bocah itu terlihat sedang memagang burung emprit
sembari memperlakukannya selayak mainan.
Umar tergerak untuk segera
membeli binatang malang itu. Sekarang burung emprit sepenuhnya menjadi milik
Umar. Untuk menyelamatkannya dari perlakuan buruk si bocah, khalifah kedua ini
pun mengikhlaskan burung emprit terbang ke ke udara dengan merdeka.
Hal ini membuktikan bahwa
ajaran Rasulullah SAW telah menancap kuat di hati dan perilaku Umar. Meski
sering tampil garang, sahabat Nabi berjuluk ”Singa Padang Pasir” itu tetap
menunjukkan kelembutan hatinya.
Pesan lain yang bisa
ditangkap bahwa cakupan cinta kasih bersifat tanpa batas. Kepada pohon, sungai,
tanah, makanan, pakaian, buku, burung, anjing, dan seterusnya. Terlebih
manusia. Ini selaras dengan hadits riwayat Abdullah bin Umar.
”Orang-orang yang
berbelaskasih akan mendapatkan belas kasih dari Yang Maha Pengasih.
Berbelaskasihlah kepada tiap makhluk di bumi, niscaya ’penduduk langit’
mengasihimu.”
Kisah Al Ma'mun dan Al Amin
Kisah Al Ma'mun dan Al Amin
Baginda Raja
Harun Al Rasyid mempunyai dua orang putra dari permaisurinya. Pertama bernama
Al Amin yang kedua bernama Al Ma'mun. Al Amin ternyata sangat bodoh dan
pemalas. Sedang Al Ma'mun terkenal rajin dan pintar dalam bidang ilmu sastra.
Raja sangat menyukai Al Ma'mun karena kecerdasannya tersebut. Ini tentu membuat
sang permaisuri tidak suka, lantaran sang Raja dianggap pilih kasih. Padahal
keduanya sama-sama putranya. "Suamiku kenapa Anda tidak begitu menyayangi
Al Amin?" tanya sang permaisuri Zubaidah.
"Karena ia tidak bisa membuat syair dan tidak kenal
dengan ilmu sastra," jawab sang Raja.
"Suamiku, sebenamya kalau mau Al Amin akan lebih
menguasai ilmu sastra daripada saudaranya. Sebenamya ia lebih cerdas. ia hanya
malas saja," kata sang permaisuri mencoba membela Al Amin.
"Apa buktinya?."
"Baik, tidak lama lagi Anda akan melihat buktinya."
Pada suatu siang sang permaisuri memanggil putranya Al Amin.
"Aku baru saja berdebat dengan ayahmu mengenai
dirimu," kata sang permaisuri kepada putranya tersebut. "Aku tidak
rela kamu dipandangnya sebelah mata dan dibanding-bandingkan dengan kakakmu.
Karena itu kamu harus bisa menandinginya. Mulai sekarang kamu harus tekun
rnempelajari ilmu sastra, supaya menjadi seorang penyair yang hebat."
Sorenya Al Amin pergi meninggalkan istana rnenuju ke sebuah
tempat yang sepi. Di tempat itulah ia mencoba mengasah pikirannya yang bebal.
Ia berusaha menulis bait-bait syair tanpa seorang guru atau tanpa bimbingan
siapapun. Beberapa minggu kemudian setelah merasa mampu rnenguasai ilmu sastra
dan menulis bait-bait syair, Al Amin pulang ke istana.
"Jadi kamu sekarang sudah bisa menulis syair,
putraku?" tanya sang permaisuri Zubaidah ketika menyambut kedatangan
putranya tersebut dengan gernbira.
"Sudah," jawab Al Amin.
"Kalau begitu biar besok aku panggil Abu Nawas untuk
menguji karya syairmu."
Esoknya pagi-pagi sekali Abu Nawas sudah muncul di istana
memenuhi panggilan sang permaisuri.
"Abu Nawas, coba kamu dengarkan karya syair putraku
ini," kata sang permaisuri dengan bangga.
"Baik, silahkan," kata Abu Nawas.
Al Amin lalu mernbacakan beberapa bait syair sebagai berikut
"Kami adalah keturunan
Bani Abbas. Kami duduk di atas kursi"
Abu Nawas hampir tidak sanggup menahan tawanya mendengar
syair tersebut.
"Bagaimana?" tanya Al Amin kepada Abu Nawas.
"Ya, begitulah. Kalian memang dari keturunan yang
mulia," jawab Abu Nawas ngeledek.
"Tapi coba teruskan."
"Kami berperang Dengan
pedang dan tombak pendek."
"Syair macam apa itu celutuk Abu Nawas yang sudah tidak
mau berbasa-basi lagi. Al Amin marah sekali mendengar cemooh Abu Nawas
tersebut, ia lalu menyuruh seorang pasukan istana untuk menangkap dan
memasukkan Abu Nawas ke dalam penjara.
Selama beberapa hari Abu Nawas tidak pernah muncul di istana,
sehingga Raja Harun Al Rasyid merasa rindu. Belakangan sang Raja mendengar
khabar bahwa Abu Nawas dimasukkan penjara oleh Al Amin.
Ia kemudian mengajak putranya itu ke penjara untuk menjenguk
Abu Nawas.
"Kenapa kamu memenjarakannya?" tanya sang Raja. Al
Amin kemudian menceritakan semuanya.
"Yang sangat menyakitkan ia telah berani mencemooh syair
karyaku, ayahanda," kata Al Arnin.
"Tentu saja karena rnemang karya syairmu jelek.
Dia itu kan memang seorang penyair hebat. Jadi bisa menilai
mana karya syair yang bagus dan yang tidak bagus. Lagi pula apa yang ia katakan
itu jangan kamu anggap sebagai ejekan, melainkan sebuah kritikan yang harus
kamu terima dengan lapang dada," kata sang Raja menasihati.
"Baik. Kalau begitu beri lagi aku kesempatan waktu untuk
memperbaiki karya syairku, kata Al Amin sambil beranjak pergi.
Untuk kedua kalinya Al Amin pergi ke tempat yang sepi guna
mengasah pikiran dan mendalami ilmu sastra agar bisa menulis syair yang
benar-benar bagus, tidak seperti sebelumnya, Dan beberapa pekan kemudian ia
sudah pulang ke istana.
Esoknya pagi-pagi sekali baginda Raja Harun Al Rasyid, Abu
Nawas, dan beberapa penyair sudah berada di istana. Rupanya pertemuan itu sudah
diatur oleh sang permaisuri Zubaidah beliau ingin mereka mendengarkan karya
syair putranya yang baru saja pulang mendalami ilmu sastra.
"Dengarkan karya syair putraku Al Amin," kata sang
perrnaisun Zubaidah.
"Baik, silahkan, sahut Abu Nawas. AlAmin pun mulai
membaca karya syairnya,
"Hai binatang yang duduk bersimpuh.
Rasanya tidak ada yang setolol kamu
Kamu seperti hidangan kinafah
Yang diolesi dengan minyak biji hardal
dan minyak sapi yang kental.
Seperti warna seekor kuda belang."
Begitu selesai mendengar syair tersebut Abu Nawas langsung
bangkit dan hendak berlalu dari tempatnya. "Kemana kamu, Abu Nawas?"
tanya sang Raja Harun Al Rasyid.
"Saya lebih suka balik ke penjara saja, dari pada
mendengar syair macam ini. Toh, sebentar lagi putramu ini pasti akan menyuruh
polisi membawaku ke sana," jawab Abu Nawas.
Raja tertawa terpingkal-pingkal rnendengar jawaban dari Abu
Nawas itu. Sementara sang permaisud Zubaidah hanya bisa duduk bengong. Kini ia
sadar dan yakin bahwa putranya Al Amin memang bodoh.
SEMOGA
BERMANFAAT
Saat Arak Bertukar Jadi Madu Pada Zaman Khalifah Umar bin Khaththab RA
Saat Arak Bertukar Jadi Madu Pada Zaman Khalifah Umar bin Khaththab RA
Saat Umar bin Khaththab RA tengah
berjalan-jalan di Madinah al-Munawwarah, tiba-tiba berpapasan dengan seorang
pemuda tanggung yang gerak-geriknya mencurigakan.
Menyadari pria yang ada di
hadapannya Umar bin Khaththab RA, pemuda tanggung tersebut tampak benar-benar
kaget. Dia tak dapat menyembunyikan rasa takutnya.
Secepat kilat dia berupaya
menyembunyikan kendi yang dibawanya ke dalam jubah tebalnya. Namun, ternyata
Umar bin Khaththab RA melihat gelagat itu dengan mata kepalanya.
Muncullah kecurigaan Umar bin
Khaththab RA, “Hey! Apa sebenarnya yang kau bawa itu?”,
katanya. Karena takut dimarahi oleh Umar bin Khaththab RA yang terkenal sangat
tegas itu, pemuda tanggung itu pun menjawab sekenanya, “Yang saya bawa ini madu, Tuan”.
Padahal, sebenarnya kendi itu
berisi khamr (arak) sisa minumnya beberapa
waktu sebelumnya. Hanya saja dia telah membulatkan tekadnya untuk berhenti
mengonsumsi arak. Dia benar-benar kapok dan ingin segera meninggalkan tindakan
bodohnya itu!
Dia memastikan bahwa dia hendak
bertobat. Dalam hatinya, dia memohon kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh
agar Umar bin Khaththab RA tidak sampai memeriksa isi kendi yang dibawanya.
Awalnya seolah-olah doa pemuda
tanggung tersebut diabaikan oleh Allah SWT karena Umar bin Khaththab RA tetap
ingin membuktikannya sendiri. “Boleh saya lihat?”, kata Umar
bin Khaththab RA sambil mendekat.
Sebelum mengabulkan permintaan
Umar bin Khaththab RA, pemuda tanggung tersebut benar-benar menyerahkan diri
kepada Allah SWT bahwa dia tidak akan main-main lagi dengan arak. “Ya Rabb! Ampunilah hamba-Mu ini”, katanya. Dia
memohon ampun kepada yang Maha Pengampun dan yang Maha Menerima Tobat.
Di benaknya terbayang beberapa
siksaan/adzab yang akan ditimpakan kepada mereka yang mengonsumsi arak.
Pertama, “Sesungguhnya Allah telah menetapkan janji-Nya
kepada peminum minuman yang memabukkan, yakni Dia akan memberi kepadanya
minuman dari Thiinatu al-Khabaal.
Sahabat bertanya: “Ya Rasulallah apa yang dimaksud Thiinatu al-Khabaal itu?” Beliau
menjawab: “Yaitu keringat dan darah penghuni Neraka” (HR Muslim dan
Nasa’i).
Kedua, “Ada tiga golongan (manusia) yang shalatnya tidak akan diterima
serta kebaikannya tidak akan diangkat ke langit yaitu budak yang lari dari
tuannya hingga dia kembali dan meminta maaf kepadanya; isteri yang membuat
suaminya marah kepadanya (karena menolak disetubuhi olehnya) hingga dia ridha
kepadanya; dan peminum arak hingga dia insaf” (HR Ibnu Huzaimah,
Ibnu Hibban, Baihaqi, dan Thabrani).
Ketiga, “Orang yang minum arak tidak sampai mabuk, maka Allah akan menjauh
darinya selama 40 malam, dan orang yang minum arak sampai mabuk, maka Allah
tidak akan menerima tebusannya selama 40 malam. Dan jika mati dalam keadaan
demikian, maka dia mati dalam keadaan seperti matinya penyembah berhala dan
Allah berhak memberi minum berupa keringat dan darah penghuni Neraka kepadanya”
(HR Hakim).
Keempat, “Barangsiapa meminum arak di dunia, maka Allah akan mengharamkannya
kelak di akhirat” (HR Bukhari dan Muslim).
Kelima, “Barangsiapa meminum arak di dunia dan dia mati sedangkan dia belum
bertobat, maka di akhirat dia tidak berhak meminumnya” (HR Muslim).
Dan yang tak kalah pentingnya di benaknya terbayang pula, apa gerangan yang
hendak dilakukan Umar bin Khaththab RA terhadapnya manakala beliau mengetahui
isi kendi itu berupa arak?
“Si …
Silakan, Tuan”, kata pemuda tanggung itu dengan berat hati. Umar
bin Khaththab RA menerima kendi itu dengan kedua tangannya. Perlahan-lahan,
dibukanya tutupnya. Lalu, dibauinya berkali-kali. Kemudian, dilihatnya dengan
seksama.
Ternyata, kendi itu benar-benar
berisi madu! “Engkau benar!”, kata Umar bin Khaththab RA. Subhaanallaah. Allah lah yang telah menukar arak dengan
madu lantaran pemuda tanggung itu telah bertobat
SEMOGA BERMANFAAT
SEMOGA BERMANFAAT
Langganan:
Postingan (Atom)