Senin, 02 Juni 2014

Sebelum Menjadi Istri Sholihah Jadilah Anak Sholihah Dahulu :)



Sebelum Menjadi Istri Sholihah Jadilah Anak Sholihah Dahulu :)

Pandangilah Ibu kita, ialah wanita yang pernah alami masa riang menjadi seorang gadis kecil. Ibu pernah lalui masa menjadi seorang remaja mudi dengan berbagai sensasi cerita, cita dan cinta. Ibu kita adalah wanita yang pernah lewati masa saat ia mengikat janji dengan seorang pria pembawa kasih sayang sebenarnya kepadanya. Dan ialah wanita yang menjadi sebab kita memanggilnya dengan satu kata yang sangat berarti di hidup kita. Ialah wanita yang menjadi Ibu karna mengandung dan lahirkan kita.
Melihat ia (Ibu), membuatku berkaca. Betapa aku dulunya kecil, dan kini mulai beranjak belasan tahun dan nanti akupun akan sepertinya. Dan Ibu juga pasti pernah lalui masa seperti yang kita alami kini.
Saat kita mulai nakal, dan tak patuhi nasihatnya. Kita membuatnya menangis dan kecewa. Mungkin jika tak kita berikan prestasi terbaik di sekolah, atau tak kita persembahkan bakti kita saat ia meminta pertolongan kita yang itu adalah hal sepele misalnya, ia akan bisa berlapang dada dan memaklumi kelalaian macam itu. Tetapi.. Ku lihat di sinar mata wanita bergelar ibu ini, ku saksikan air matanya yang kecewa dalam, adalah saat anak perempuannya tak mampu menjaga dirinya.
Ya, bayangkanlah kita ada di posisinya saat kita sukses membuatnya menangis sedih. Pasti ia kecewa pada dirinya yang tak berhasil mendidik kita menjadi anak yang sholihah, yang mampu menjaga diri dari pergaulan bebas, terlarut hingar bingar cinta muda-mudi tanpa ikata suci. Mungkin kita bahagia penuh cinta dengan kekasih hati kita, seorang laki-laki yang bagi kita amat mengerti kita dan berbudi pekerti baik. Relakan perasaan, izzah, dan kehormatan untuknya yang masih asing. Pertahankan cinta semu pada pria yang belum halal. Berkencan dan pulang malam. Mungkin ibu kita tak kan tega menghalangi rasa cinta yang di punya anak gadisnya. Tapi Ibu yang baik, dengan segenap masa yang pernah ia lampaui dan kasih sayang sejati kepada putrinya. Ia bersedih pandangi anak gadisnya.
Bersyukurlah jika ibu kita melarang kita untuk pacaran.
Ibu yang baik, tak pernah tidur nyenyak jika anak perempuannya pulang larut. Bahkan ia akan mengernyitkan dahi jika dengar kita meminta izin untuk keluar petang. Ibu yang baik tak pernah rela, dan akan sekuat tenaga membuat larangan agar anak perempuannya tak jatuh kesembarang hati, tak menyerah kan diri ke sembarang laki2.
Ibu kita amat sayangi kita. Ia mengerti anak wanitanya amat berharga.
Maka, terus terang aku merasa heran jika seorang ibu mengikut sertakan anak gadisnya ke dalam konser musik, dan menyuruh nya memakai pakaian sexi. Kata infotaiment,”mama yang peduli kepada sang putri dan mendukung dengan cinta”.
Aku bersyukur ibuku mencintaiku dengan sepenuh kebaikan dan kebenaran.
Aku pernah membuatnya terluka karna masalah menjaga diri. Ku lihat betapa kemarahan tak terbendung lagi di wajahnya. Ia memang suka mengomel, tapi tak pernah membenciku. Kecuali jika aku mulai dilihatnya tak becus mencintai diriku sendiri. Ya, ibu yang baik mencintai karna Allah, dan membenci karna Allah.
Jangan buat ia kecewa, kita memang sederhana tapi bagaimanapun ibu pasti bangga pada anaknya. Jangan buat ia kecewa karna kita sendiri tak sayangi diri kita sebagai muslimah.
Sesekali dengarlah do’a ibu, yang ia pinta adalah putra-putri solih dan solihah.
Lalu aku pun bertanya dalam hati, “Ibuku.. Sudahkah permintaanmu yang itu terkabul?”
Sebelum menjadi istri yang sholihah kita harus menjadi anak sholihah  bagi orang tua kita, lalu bagaimana bisa mendapat anak yang sholihah jika seorang wanita bukanlah ibu yang sholihah. Mulailah dari diri sendiri saat ini. Whats ur status now??? do the best for Ummuki!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Batman Begins - Help Select